ANTRI KETEMU PEJABAT PEGUNUNGAN BINTANG
Masyarakat Pegunungan Bintang Ketemu Pejabat Antri seperti Rumah sakit berhari-hari, karena pejabat tidak berada ditempat tugas, Pejabat daerah pulang pergi jayapura oksibil-oksibil jayapura dan Jayapura Jakarta pakai uang rakyat. dengan alasan urusan Dinas lalu tingalkan tugas rutinya, terlebih-lebih adalah Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Pegunungan Bintang , dan Sekretaris daerah Kabupaten Pegunungan Bintang (Sekda). Masyarakat datang dari distrik –distrik yang jauh dan mereka berjalan kaki menghendaki gunung-gunung yang tinggi dan sungai-sungai yang besar, dengan tujuan ketemu pejabat daerah seperti Bupati dan Sekda,tetapi sayangnya masyarakat tidak bisa ketemu, sekda sempat berada ditempat tugas satu dua minggu dan layani masyarakat. Masyarakat Pegunungan Bintang menilai bahwa sekretaris daerah kabupaten pegunungan bintang selalu menipu terhadap rakyatnya sendiri Sebenarnya masyarakat tidak perlu antri seperti rumah sakit, tetapi pejabat daerah selalu berada di Jayapura dan Jakarta akhirnya masyarakat antri berbulan-bulan menunggu pejabat dengan tahan lapar, kalau pejabat daerah tetap ada ditempat tugas masyarakat tidak mungkin antri, seperti ini mengecewakan masyarakat Sekretaris daerah kabupaten Pegunungan Bintang Jhon Tujuhwale selalu berjanji-janji terhadap rakyat atau bublik.
Salah satu tokoh intelektual Suku Ketengban yang telah menyelesaikan Pragram Pasca Sarjana S2 diUniversitas Gajahmada yokyakarta datang menghadap Bupati dan Sekda serta Asisten satu dan Asisten dua dan juga ketua Bapeda Kabupaten Pegunungan Bintang untuk meminta pekerjaan tetapi hal itu tidak terjawab pejabat-pejabat tersebut ini masih menggunakan aturan pemerintahan Sentralisasi. Sekda disuru saya naik ke Oksibil ibu kota Kabupaten Pegunungan Bintang, lalu menunggu selama 3 bulan adapun beberapa pejabat terkait diatas sempat naik tetapi banyak alasan pertemuan pejabat dan ditunda-tunda sampai tidak dapat pekerjaan, sempat dengan emosi saya menghadap wakil Bupati Theo Sitokdana kemudian kaka Theo sitokdana sebagai Wakil Bupati pegunungan bintang sempat telphon Bupati lalu kata Bupati menyuruh saya ketemu sekda, pada saat itu jaga saya ketemu dengan Jhon Tujuwale atau Wenda asal Jayawijaya itu, kemudian kata sekda saya akan kasih SK sementara waktu adik menunggu penerimaan PNS / formasih 2008 adik kerja dulu, nanti adik tes PNS.
Pada saat itu saya pikir benar akhirnya saya menungu 4 bulan, maka itu saya katakan bahwa pejabat pegunungan bintang adalah Janji belaka, terhadap bublik.Saya perna dijanji Sekda kepada saya bahwa adik tunggu nanti kabak kepegawaian dari Jakarta naik kePegunungan Bintang baru saya kasih SK, sementara, akhirnya saya tungguh selama 4 bulan.sampai bulan Oktober 2008.
saya sebagai anak aplim apom sangat kecewa dengan tindakan pejabat terkait di lingkungan pemerintah kabupaten pegunungan bintang (Oksibil), kalau pemerintah pegunungan bintang memperdayakan anak-anak setempat berarti seperti kami ini perlu diperoritas tidak perlu menunggu formasi kalau menjawab tujuan pemekaran wilayah –wilayah yang telah tertinggal dan keterbelakangan pendidikan dan pembangunan diwilayah tersebut. Kami anak-anak aplim apom yang telah disekolahkan oleh pemerintah pegunungan bintang ini perluh diperhatikan dan ditempatkan dibeberapa intansi terkait, karena kami dibiayai oleh pemda kabupaten pegunungan bintang melihat kekurangan tenaga akhir pemda krim kami kuliah dipulaujawa dan bali tetapi hanenya kami selesai kulia ko terlantarkan seperti tidak ada induknya.
Fenomena seperti ini tujuan dan harapan

Tidak ada komentar:
Posting Komentar